Halaman

Sabtu, 01 Januari 2011

Berbicara Efektif Kepada Anak Anda (2-5 tahun)

 Bagian besar dari disiplin adalah belajar bagaimana cara  berbicara dengan anak. Cara Anda berbicara dengan anak Anda mengajarkan dirinya cara berbicara kepada orang lain. Berikut ini tips berbicara dengan anak Anda.

Berikan Perhatian Sebelum Mengarahkan
Sebelum Anda memberi pengarahan kepada anak Anda, berjongkoklah di hadapannya, buat diri Anda sejajar dengannya. Buat matanya menatap mata Anda lurus, tanpa perlu mendongak. Pegang tangannya dan ajarkannya untuk memfokuskan diri. Kadang-kadang jika melakukan kesalahan, anak akan berusaha menghindari tatapan mata Anda. Katakan, “Coba lihat Mama.” Tawarkan gerak tubuh yang sama saat Anda mendengarkan anak Anda. Tatap matanya jika ia ingin bicara. Pastikan tatapan mata Anda tidak terlalu intens agar anak tidak mengartikannya sebagai sebuah ancaman. Ini ada bentuk kasih sayang Anda kepadanya.
Tujukan kepada Dirinya
Bukalah arahan yang Anda minta dimulai dengan namanya. “Alya, bisakah kamu tolong Mama untuk…”
Jelas dan Singkat
Gunakan aturan satu kalimat mudah. Letakkan arahan utama dalam kalimat pembuka Anda. Semakin panjang Anda bertele-tele, semakin anak Anda akan menulikan telinganya. Terlalu banyak bicara adalah kesalahan yang paling sering dilakukan oleh para orang tua saat membicarakan suatu masalah. Hal ini memberikan perasaan kepada anak bahwa Anda sepertinya tidak begitu yakin akan apa yang ingin Anda katakan.
Sederhana
Gunakan bahasa yang mudah dengan kata-kata yang mudah. Perhatikan cara anak Anda berkomunikasi dengan temannya. Gunakan bahasa yang mereka gunakan.
Ulangi, Nak!
Minta anak Anda untuk mengulangi permintaan Anda. Jika ia tidak bisa, artinya permintaan Anda terlalu panjang dan sulit.
Buat Tawaran
Ajukan tawaran yang tidak dapat ditolak oleh anak Anda. Anda dapat beralasan kepada anak 2-3 tahun: “Alya, berpakaian ya, supaya kamu bisa bermain di luar.” Menawarkan sebuah alasan atas permintaan Anda akan menguntungkan anak. Ia akan sulit menolaknya. Ini memberikannya alasan untuk tidak lagi keras kepala dengan keinginannya dan kemudian mengikuti permintaan Anda.
Positif
Ungkapan “…di dalam kita berjalan, di luar kita berlari,” adalah lebih baik daripada, “… jangan lari-lari.”
Mulai dengan “Mama ingin.”
Katakan, “Mama ingin kamu duduk,”  adalah lebih baik daripada mengatakan, “duduk.”  Ini  berhasil pada anak yang tidak suka diperintah.
Gerakkan Kaki, Mulut Belakangan
Daripada Anda berteriak-teriak dari dapur, “Bereskan mainannya! Ayo mandi!” beranjaklah ke ruang nonton di mana anak Anda sedang bermain, bergabung sebentar dengan permainan yang sedang dinikmatinya. Mintalah ia merapikan mainannya dengan memberinya waktu tambahan untuk bermain beberapa menit. Yakinkan anak Anda bahwa permintaan Anda benar-benar serius, jika tidak ia hanya akan menganggap permintaan Anda sebuah pilihan.
Berikan Pilihan
“Kamu ingin memakai piyama atau menggosok gigimu lebih dulu?” “Kaus biru atau yang hijau?” Berikan dua pilihan yang pasti dan jelas. Jangan memberikan pilihan terlalu banyak karena akan membingungkannya.
Bicara Sesuai Perkembangannya
Semakin kecil anak, semakin pendek dan jelas komentar yang harus Anda berikan. Perhatikan tingkat pemahaman anak Anda. Misalnya, “Kenapa kamu melakukan itu?” Bahkan orang dewasa saja tidak selalu bisa menjawab alasan perbuatan mereka. Katakan, “Ayo kita bicara tentang apa yang sudah kamu lakukan.”
Tolong
Ajarkan anak ANda untuk berkata sopan. Bahkan anak 2 tahun dapat diajarkan kata “tolong.” Bicara dengan anak Anda sebagaimana Anda ingin ia bicara kepada Anda.
Jangan Menghakimi
Kata “kamu” terasa lebih menghakimi sehingga akan membuat anak Anda bersikap defensive. “Kamu harus…” “Kamu nakal…” Gunakan kata “Mama (saya-red). ” “Mama ingin Alya….” “Mama senang jika Alya….” “Mama minta tolong Alya bersihkan meja, ya.” Jangan berikan kalimat yang mengundangnya untuk mengatakan tidak. Misalnya, “Maukah Alya….”
Tulis
Bagi anak yang sudah agak besar, Anda dapat menulis permintaan Anda dalam secarik kertas. Tanpa berkata-kata, Anda dapat menyampaikan apa pun. Tulis dengan kata-kata yang lucu.
Tenangkan
Semakin keras anak Anda berteriak marah, Anda harus semakin menurunkan nada jawaban Anda. Gunakan kalimat, “Mama mengerti,”  atau “Bisakah Mama membantu?” Terkadang, anak hanya membutuhkan seorang pendengar yang perhatian.
Stabilkan Emosi
Sebelum memberikan arahan, turunkan emosi  anak Anda bila ia marah. Jika tidak, Anda membuang waktu Anda dengan bicara kepadanya. Tidak ada yang akan terdengar olehnya.
Ulangi
Anak balita harus diberitahu beribu-ribu kali. Anak dibawah usia 2 tahun memiliki kesulitan untuk memahami arahan Anda. Anak usia 3 tahun akan mulai memahami arahan Anda. Semakin besar, semakin sedikit Anda harus mengulangnya. Anak pra-remaja  menganggap pengulangan itu menyebalkan.
Biarkan Ia Berpikir
Daripada mengatakan,”Jangan meninggalkan mainanmu berantakan,” gunakan, ”Taz, coba kamu pikirkan di mana kamu ingin menyimpan mainan, ya.” Biarkan anak Anda mengisi pertanyaan yang Anda ajukan.
Pilihan Pengganti
“Kamu tidak bisa pergi bermain sendirian di taman. Tapi kamu dapat bermain di halaman.” Memberi pilihan tidak hanya memudahkan, tetapi juga memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir dan memutuskan.
Ucapkan
Ajarkan anak Anda untuk mengatakan apa yang dirasakannya daripada merespon dengan tubuhnya. Bantu dia untuk mendeskripsikan perasaannya dengan menawarkan sebuah kalimat yang mungkin menggambarkan perasaannya. Misalnya, "Kakak sedih ya, karena tidak boleh makan permen?"
Beri Pendahuluan
Sebelum Anda minta ia melakukan sesuatu, beri peringatan lebih dulu.  “Kita akan pulang. Dadah… kereta… dadah mobil....” “Kita akan hitung bersama-sama sampai sepuluh, setelah itu kita akan pulang.”
Gunakan “Saat kamu… Mama merasa… karena….”
“Saat kamu berlari dari Mama di toko, Mama merasa khawatir karena kamu bisa hilang.”
Aminah Mustari